Minggu, 05 Januari 2020

Artikel Feature tokoh


KETERBATASAN TIDAK AKAN MEMBUAT SAYA MATI UNTUK BERKARYA


Desa di masa kini dipandang sebagai masa depan untuk kehidupan yang lebih baik. Jika dulu kebanyakan orang, khususnya anak muda melihat petani dengan sebelah mata karena identik dengan kemiskinan, sekarang profesi itu mulai digandrungi.


Kick Andy menghadirkan Paidi usia 37th. yang merupakan warga Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mendapatkan banyak keuntungan dari budi daya porang. Namun, perlu diketahui bahwa perjuangan Paidi itu tidak mudah dilalui.
Awal mula Paidi sempat menjadi penjual tahu keliling. Sungguh malang, usaha rintisannya itu bangkrut karena kerap diutang pembelinya di sejumlah kampung yang kunjungi. tetapi hal itu  tak mematahkan semangat, Paidi kemudian menyiasati kekurangannya itu untuk mengumpulkan plastik bekas makanan dari para pembelinya dengan menjadi pemulung. menjadi pemulung memberikan secercah harapan, hingga kemudian memantik keberanian Paidi untuk mengajukan pinjaman modal kepada bank untuk memperbesar usahanya. ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang  diharapkan. pada akhirnya, paidi bangkrut untuk kedua kali.
Setelah bangkrut dua kali, Paidi memikirkan pekerjaan selanjutnya yang akan ia kerjakan kemudian menghabiskan waktunya di warnet untuk mempelajari berbagai macam referensi terkait dengan budi daya porang. Porang adalah tanaman penghasil umbi yang memiliki nama Latin Amorphophallus muelleri. Selain dapat dimakan, jenis umbi itu juga dapat dijadikan bahan kosmetik dan biasanya tumbuh di bawah pohon.
Namun, berkat rasa keinginannya yang kuat dan banyak mendapatkan informasi di internet hingga sekarangdapat menemukan solusi untuk membudidayakan porang tanpa pohon pelindung. Dari situ pula, paidimendapatkan pembeli langsung dari luar negeri dengan omzet yang cukup besar. Kini penghasilan Paidi sudah mencapai miliaran, dan banyak membagikan ilmunya itu lewat blog dan Youtube yang ia punya. Bahkan, paidi ingin datang ke berbagai daerah di Indonesia untuk berbagi ilmu budi daya porang karena kebutuhan porang itu masih sangat besar, sedangkan jumlah petani porang di dunia masih sangat sedikit.
Berkat keterampilan yang Paidi lakukan, kini porang seakan menjadi sorotan, khususnya bagi warga Kepel. Paidi kini dapat meraih keuntungan hingga Rp1 miliar dari setiap 1 hektare (ha) lahan yang dikelolannya. Padahal, ia memiliki 4 ha lahan, dan dari situlah ia mulai menggerakkan masyarakat Kepel lewat Kelompok Tani Sarwo Asih agar mengikuti jejaknya dalam kurung waktu tujuh tahun belakangan.
Porang yang ditanam Paidi dan warga kepel mempunyai dua jenis masa panen. yaitu  pemaneman selama enam bulan sekali dan ada pula yang panen selama dua tahun sekali. masing-masing pohon yang dihasilkan minimal 2 kilogram porang, dan yang tidak kalah menarik ternyata Paidi yang menghasilkan panen porang mencapai 900 ton yang bernilai Rp5,4 miliar pada 2018.
Paidi mengekspor Porang ke Tiongkok sejak 2017. dan berhasil mengirim 370 ton porang kering. Sebenarnya 80% porang ini bisa digunakan menjadi bahan makanan lezat. Sebanyak 20%-nya lagi menjadi bahan kosmetik, dan ada juga bagian yang paidi tidak terlalu mengerti dapat digunakan untuk pesawat terbang dan pasta gigi, dan kenapa selama dua tahun lalu penjualan porang ini sangat tinggi, karena pasarnya sudah sampai ke Eropa.
Setelah mencapai titik yang dewasa ini telah diraih Paidi, untuk ke depannya paidi membuka kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk belajar budi daya porang di desa Kepel. Selain itu, paidi juga mewanti-wanti kepada semua orang untuk tidak takut membudidayakan porang karena dewasa ini kebutuhan porang di pasaran hanya mampu dicukupi sebesar 10%.

Dengan begitu Paidi sekarang sudah menjadi seorang yang luar biasa dapat kita ambil hikmah didalamnya, bahwasannya kerja keras yang kita lakukan saat ini akan berbuah dikemudian hari. melakukan setiap hal lakukanlah dengan doa dan usaha in sya Allah akan lancar semua dan berfikir positif serta jangan patah semangat, ingatlah selalu bahwa keterbatasan jangan dijadikan alasan untuk mati dalam berkarya, semua bisa dilakukan asal kamu yakin dan percaya bahwa kamu itu bisa. sekian artikel dari saya, mohon maaf apa ada salah kata atau yang lainnya karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Halaman Opini

                    Dunia Baru Pendidikan di Tengah Pandemi      Semasa pandemi ini banyak sekali perubahan yang terjadi di negeri ini, bahk...