Kamis, 04 Juni 2020

Tajuk Rencana


Pembelajaran Daring Merumitkan Perkuliahan
Pandemi Virus Corona atau COVID-19 yang akhir Maret lalu masuk ke Indonesia, kini membuat semua orang khawatir. Pandemi atau wabah Virus Corona sudah menyerang banyak orang bahkan Negara selain Indonesia banyak yang terpapar Virus Corona tersebut. World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit COVID-19.
Di Indonesia pandemi Virus Corona atau COVID-19 banyak mengubah sendi kehidupan mulai dari pekerjaan hingga ke pendidikan. Untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk sosial distancing. Di dunia pendidikan, kebijakan ini tentu saja membuat pelajar harus belajar dirumah dan menghidari kerumunan.
Sistem pendidikan berubah akibat pandemi. Awalnya proses belajar mengajar dilakukan secara tatap muka tetapi kini berubah menjadi sistem daring yang menggunakan berbagai macam aplikasi yang bisa dilakukan untuk proses belajar mengajar.
Berbagai mahasiswa dari universitas di Indonesia merasa dilema pada situasi pandemi yang saat ini masih belum diketahui secara pasti kapan berakhirnya masa pandemi virus Corona di Indonesia.
"Perkuliahan daring seperti ini membuat lelah, dosen yang memberi tugas berlebih dengan deadline yang singkat serta jaringan internet yang kurang memadai. Saat ini seharusnya mahasiswa tetap menjaga imun dan istirahat yang cukup agar tetap kebal terhadap Virus, menjaga kesehatan mata agar tidak rusak karena terlalu sering menatap layar. Tetapi sepertinya tidak, kerap kali mahasiswa menjaga nilainya agar tidak buruk di semester ini". Ujar Lulu, salah satu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Menurut saya sebagai mahasiswa yang sekarang yang masih terbilang mahasiswa baru tahun 2019. Pasti tentunya ada kesulitan juga untuk mengikuti perkuliahan melalui online. Diantaranya: 1. Aplikasi yang harus di unduh untuk penyampaian materi dari dosen untuk mahasiswa. Aplikasi untuk mengumpulkan tugas. Mau tidak mau suka tidak suka harus di jalankan sebab itu jalan agar mahasiswa tidak berhenti untuk berpikir,belajar dan mendapatkan ilmu. 2. Efektivitas belajarnya kurang. 3. Terkadang tidak sesuai jadwal, seharusnya hari kamis menjadi hari senin atau selasa". Ungkap Hayatun, Salah satu mahasiswan Universitas Gunung Djati Cirebon.
"Bagi saya, kuliah online di masa pandemi ini tidak efektif karena banyaknya kendala komunikasi mulai dari jaringan, kuota, dan penggunaan aplikasi yang tidak efektif pemakaiannya. Hal ini membuat beberapa mahasiswa kurang menangkap isi materi kuliah pada saat Kuliah Online berlangsung. Ada yang mengikuti pembelajaran, namun juga ada yang tidak bisa mengikuti dikarenakan masalah sinyal tidak mendukung. Beberapa mahasiswa lainnya juga merasa di bebani oleh setumpuk tugas dari dosen, berbeda dengan kuliah biasa pada umumnya". Ujar Aulia, salah satu mahasiswa Universitas IAI Al-Azis, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Lain halnya dengan salah satu mahasiswa semester dua Universitas Nasional Prodi Biologi, Aurelia mengatakan "Sebenarnya tidak terlalu dilema sekali. Menurut saya kata dilema kurang cocok untuk menggambarkan kondisi perkuliahan saat ini. Karena perkuliahan bersistem daring seperti saat ini, mungki/n hanya membutuhkan waktu dan energi yang ekstra agar dapat menerima materi perkuliahan secara utuh. Mengingat kuliah daring ini memiliki keterbatasan dalam segi pemahaman, jadi kita perlu lebih banyak membaca dan memahami materi kuliah yang diberikan. Selain pada waktu penjelasan ketika forum Zoom maupun Google Meet. Sisi positifnya kita menjadi lebih kritis dalam berpikir, dan lebih mandiri untuk mencari berbagai informasi tambahan. Dan negatifnya dari kuliah daring ini, menurut saya cukup menyita banyak waktu dalam memahami materi. Dibandingkan kelas tatap muka yang mudah bertanya untuk memahami materi. Selain itu tugas juga semakin bertambah banyak, tidak seperti sebelumnya saat kuliah tatap muka". Jelasnya.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan setelah berlakunya sosial distacing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentunya juga dihimbau untuk pelaksanaan sekolah/kuliah dilakukan secara online. Namun ternyata, kebijakan ini tidak berlangsung dengan efektif sesuai dengan gambaran kebijakannya. Bahkan banyak yang mengalami kesulitan, seperti penggunaan teknologi, keterbatasan sarana dan prasarana, Jaringan Internet yang tidak memadai, dan proses pembelajaran yang tidak efektif. Hal ini membuat Mahasiswa menjadi dilema dalam melakukan perkuliahan daring.
Perkuliahan daring seperti ini membuat mahasiswa dilema karena kesulitan untuk mengatur waktu saat kuliah, terlebih lagi ada beberapa dosen yang memberikan tugas rumit dengan deadline di hari yang sama sehingga tidak mudah untuk tepat waktu dalam pengumpulan ataupun menghadiri perkuliahan dan ada pula yang tidak baik dalam jaringan internetnya. jika dilihat segi positif dan negatif perkuliahan daring ini lebih sering terjadi pada pola negatif, seperti data tokoh yang dijabarkan di paragraf sebelumnya bahwa lebih banyak yang merasa rumit dalam melaksanakannya dibandingkan yang melihat sisi positifnya. yang kerap tidak begitu menonjol pada pelaksanaanya.
Berdasarkan survei yang saya lakukan lebih dari 90% mahasiswa universitas di Indonesia merasa bahwa sejatinya kebijakan tersebut kurang efektif. Pasalnya perkuliahan tatap muka secara langsung saja terkadang masih harus membutuhkan pemahaman ekstra, terlebih dengan adanya kebijakan kuliah online mahasiswa dituntut untuk belajar dan memahami sendiri materi yang disampaikan. Sebaiknya, proses perkuliahan daring ini lebih diperbarui kembali secara sistematis dan efektif digunakan sehingga tidak ada lagi dosen yang hanya memberikan tugas tanpa penjelasan yang spesifik dan mudah dipahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Halaman Opini

                    Dunia Baru Pendidikan di Tengah Pandemi      Semasa pandemi ini banyak sekali perubahan yang terjadi di negeri ini, bahk...